Hallo Gank..... Dalam kesempatan kali ini saya mau berbagi mengenai KB/Keluarga berencana, tidak hanya itu saya juga akan menjelaskan mengenai jeni-jenis kontra sepsi, macam-macam kontrasepsi dan keuntungan serta keterbatasan alat kontrasepsi. ok langsung saja ya genk....
KONSEP KB
A. Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB melalui pengaturan kelahiran.
B. Jenis kontrasepsi
- Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa alat bantu. Metode kontrasepsi tanpa alat bantu disebut juga KB sistem kalender atau abstinesia. Cara KB dengan sistem kalender adalah mengatur kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual pada saat wanita dalam masa subur. Masa subur berkaitan dengan terjadinya siklus menstruasi atau datang bulan. Masa subur wanita adalah kurang lebih satu minggu sebelum menstruasi dan satu minggu sesudah menstruasi.
- Jenis kontrasepsi yang kedua adalah kontrasepsi dengan alat bantu. Dengan alat bantu kontrasepsi memungkinkan sperma dan sel telur tidak dapat bertemu walaupun terjadi ejakulasi di dalam vagina saat melakukan hubungan seksual. Pemakaian alat kontrasepsi masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama golongan agamawan. Namun saat ini masyarakat telah banyak memanfaatkan alat kontrasepsi untuk membantu mengatur kelahiran anak.
C. Macam-macam alat kontrasepsi
1. IUD (Intra Uterine Device)
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, dan harus diganti apabila sudah dipakai dalam masa tertentu. Kelebihan penggunaan IUD adalah sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Sedangkan kekurangan penggunaan IUD adalah dapat menyebabkan pendarahan di luar siklus menstruasi yang dialami wanita.
Cara kerja IUD, banyak yang berpendapat bahwa cara kerja dari IUD ini adalah dengan menyulitkan bertemunya sperma dan sel telur. Namun beberapa dokter muslim menjelaskan bahwa sifat kerja IUD adalah mencegah bersemainya sel telur yang telah dibuahi di dalam Rahim (telah berbentuk zygot), sehingga dapat diartikan membunuh bayi diusia dini. Sehingga beberapa ulama berpendapat bahwa penggunaan IUD haram.
2. Kondom.
Kondom digunakan pada penis pria untuk mencegah sperma bertemu sel telur ketika terjadi ejakulasi. Kondom berupa sarung karet yang terbuat dari bahan lateks. Kelebihan penggunaan kondom adalah mudah digunakan dan tidak membutuhkan bantuan medis untuk memakai. Kekurangan penggunaan kondom adalah terjadinya kebocoran cairan mani dan alergi pada pemakaian bahan-bahan kondom tertentu.
3. KB Suntik.
KB Suntik dilakukan setiap 3 bulan sekali pada seorang wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur). Kelebihan menggunakan KB Suntik adalah efektif mencegah kehamilan tanpa perlu banyak tahap yang sulit. KB Suntik juga termasuk metode kontrasepsi yang terhitung murah untuk masyarakat Indonesia. Meski demikian, suntikan KB pada uji coba hewan bisa meningkatkan terjadi resiko kanker.
4. Pil KB.
Pil KB disebut juga kontrasepsi oral. Pil KB berisi hormon yang menghambat pengeluaran sel telur. Keunggulan menggunakan Pil KB adalah bisa mengatur kehamilan sekaligus efektif mencegah kanker ovarium dan endometrium. Sedangkan kelemahan penggunaan pil KB adalah harus diminum oleh wanita secara rutin. Bila tidak diminum secara rutin dan disiplin maka kemungkinan hamil tetap terjadi.
5. Implant
Metode kontrasepsi implant (susuk) ditempatkan di bawah kulit lengan wanita dan mengeluarkan hormon yang mencegah pelepasan ovum. Metode kontrasepsi ini terbilang efektif dan tidak memerlukan kedisiplinan tinggi seperti penggunaan Pil KB. Kekurangan penggunaan implant adalah bisa menyebabkan fase menstruasi tidak teratur. Selain itu, sejumlah kasus melaporkan implant yang tertanam tidak berdiam di lengan namun bergerak ke bagian tubuh terdekat lainnya.
Kontrasepsi Implant
• Efektif 5 tahun untuk norplan, 3 tahun untuk jadena, indoplant atau implanon.
• Nyaman
• Dapat di pakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
• Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
• Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut.
• Efek samping utama berupa pendarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea.
• Aman dipakai pada masa laktasi
Jenis
• Norplant.Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm,yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel
• Lama kerjanya 5 tahun.
• Implannon.Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
• Jadena dan indoplant terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Cara Kerja
• Lendir serviks menjadi kental.
• Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
• Mengurangi tranfortasi sperma.
• Menekan Ovulasi
Efektifitas
Sangat efektif (0,2 – 1 kehamilan/100 perempuan).
Keuntungan kontrasepsi
- Daya guna tinggi
- Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
- Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
- Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
- Bebas dari pengaruh estrogen
- Tidak mengganggu kegiatan senggama
- Tidak mengganggu ASI
- Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
- Dapat di cabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Keuntungan non kontrasepsi
- Mengurangi nyeri haid
- Mengurangi jumlah darah Haid
- Mengurangi/memperbaiki anemia
- Melindungi terjadinya kanker endometrium
- Menurunkan angka kejadian kelaian jinak payu dara
- Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
- Menurunkan angka kejadian endometriosis
Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermnorea, atau meningkayna jumlah darah haid, serta amenorea.
Indikasi
- Usia reproduksi
- Telah memiliki anak atau yang belum
- Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
- Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
- Pasca persalinan dan tidak menyusui
- Pasca keguguran
- Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
- Riwayat kehamil ektopi
- Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (Sickle Cell)
- Tidak boleh menggunakan kontrazsepsi hormonal yang mengandung estrogen
- Sering lupa menggunakan pil
Kontra indikasi
- Hamil atau diduga hamil
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Benjolan/kanker payu dara atau riwayat kanker payu dara
- Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
- Miom uterus dan kanker payu dara
- Gangguan toleransi glukosa
Petunjuk bagi klien
- Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi
- Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan
- Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan, namun hindari benturan,gesekan, atau penekanan pada daerah insersi
- Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)
- Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar
- Bila ditemukan adanya tanda – tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit menetap segera kembali ke klinik
- Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 tahun bagi norplant dan 3 tahun bagi susuk imolanon, dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan
- Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 – 12 bulan pertama. Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali
- Obat – obat tuberculosis ataupun obat epilepsy dapat menurunkan efektivitas implant.
- Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payu dara. Efek – efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.
- Norplan dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk implanon dicabut setelah 3 tahun, dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.
- Bila norplan dicabut sebelum 5 tahun dan susuk implanon sebelum 3 tahun, kemungkinan hamil sangat besar dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.
- Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi dan nama klinik.
- Implant tidak melindungi klien dari IMS, termasuk AIDS. Biula passangannya memiliki risiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.
- Kembali ke klinik kesehatan apabila ditemukan
1) Amenorhea yang disertai nyeri perut bagian bawah
2) Perdarahan yang banyak dari kemaluan
3) Rasa nyeri pada lengan
4) Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah
5) Ekspulsi dari batang implant
6) Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur nmj
7) Nyeri dada hebat
8) Dugaan adanya kehamilan
6. Difragma
Diafragma atau cervical cap berguna untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi sel telur. Metode ini tidak biasa di Indonesia karena selain mahal, pemasangannya harus dengan tenaga medis dengan biaya yang mahal. Ditambah lagi angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan
7. Jeli, busa atau spons
Jeli termasuk alat kontrasepsi yang dipakai oleh wanita yang mengandung spermisida (zat yang membunuh sel sperma) sehingga sperma gagal memasuki uterus. Jeli saat ini jarang dipakai dalam metode kontrasepsi karena tidak efektif mencegah kehamilan dan menimbulkan alergi pada sebagian besar wanita yang memakai.
D. KELUARGA BERENCANA ALAMIAH (KBA)
Keluarga berencana alamiah adalah pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu atau senggama pada masa subur untuk mencapai kehamilan.
1. Syarat KBA
• Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung
• Efektif bila dipakai dengan tertib
• Tidak ada efek samping
2. Cara Kerja
Metode lendir serviks atau lebih dikenal dengan metode ovulasi billing (MOB) atau metode dua hari mukosa serviksdan metode simptomtermal adalah yang paling efektif. Cara yang kurang efektif misalnya cara kalender atau pantang berkala dan metode suhu basal.
3. Mekanisme Kerja
• Untuk kontrasepsi, senggama dihindari pada masa subur yaitu pada siklus mentruasi yaitu dimana kemungkinan terjadi konsepsi atau kehamilan
• Untuk konsepsi/mencapai kehamilan, senggama direncanakan pada masa subur dekat dengan pertengahan siklus (biasannya pada hari ke-10 samai ke-15) atau terdapat tanda0tanda kesuburan, ketika kemungkinan besar terjadi konsepsi.
4. Manfaat
• Untuk kontrasepsi, dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan, tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi, tidak ada efek samping sistemik, murah atau tanpa biaya
• Untuk non kontrasepsi, meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana, menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami dan istri, memungkinkan meningkatkan atau mengeratkan hubungan melalui peningkatan komunikasi antara suami istri atau pasangan
5. Keterbatasan
• Kefektifan tergantungan dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi
• Perlu pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling efektif secara benar
• Dibutuhkan pelatih/guru KBA (bukan tenaga medis)
• Mempunyai angka kegagalan yang cukup tinggi
• Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan
• Perlu pencatatan setiap hari
• Infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai
• Termometer basal diperlukan untuk metode tertentu
• Tidak terlindungi dari IMS termasuk virus Hepatitis B dan HIV/AIDS
6. Indikasi Pengguna KBA
• Perempuan kurus atau gemuk
• Perempuan yang merokok
• Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain
• Perempuan dengan siklus haid yang teretut ataupun tidak teratur
• Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain
• Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid
• Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat dan menilai tanda dan gejala kesuburan
7. Kontraindikasi Pengguna KBA
• Perempuan yang daris egi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu resiko tinggi
• Perempuan sebelum mendapat haid kecuali MOB
• Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur kecuali MOB
• Perempuan yang pasangannya tidak mau berpantang selama waktu tertentu dalam siklus haid
Keadaan yang memerlukan perhatian
Keadaan : Pengeluaran cairan vagina secara menetap
Anjuran : Jelaskan pada klien bahwa akan menjadi lebih sulit untuk memprediksi kesuburan dengan menggunakan lender serviks, jika klien kehendaki, bantu memilih metode lain.
Keadaan : Menyusui
Anjuran : Jelaskan kepada klien bahwa akan menjadi lebih sulit untuk memprediksi kesuburan dengan menggunakan lender serviks. Jika klien kehendaki, bantu memilih metode lain.
8. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
1. Cara kerja
Alat kelamin atau penis dikeluarkan sebelum ejakulasim sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina dan kehamilan dapat dicegah
2. Manfaat
• Efektif bila digunakan dengan benar
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Dapat digunakan sebagai pendukung metode lainnya
• Tidak ada efek samping
• Dapat digunakan setiap waktu
• Tidak membutuhkan biaya
• Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
• Memungkinkan pasangan menjadi lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
3. Keterbatasan
• Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya
• Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis
• Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual
4. Indikasi pengguna
• Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
• Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak menggunakan metode lain
• Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
• Pasangan yang memerlukan metode sementara
• Pasangan yang membutuhkan metode pendukung
• Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur
5. Kontraindikasi pengguna
• Suami dengan pengalaman ejekulasi dini
• Suami yang sulit melakukan senggama terputus
• Suami yang memiliki kelainan fisik atau psikologis
• Ibu yang mempunyai pasangan yang sulit bekerjasama
• Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
• Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus
Daftar Pustaka
Abdul Bari, 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Anna Glasier, 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Ed. 4, Jakarta EGC
Gary Cunningham, et.al, 2006. Obstetri Williams, Jakarta. EGC
A. Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB melalui pengaturan kelahiran.
B. Jenis kontrasepsi
- Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa alat bantu. Metode kontrasepsi tanpa alat bantu disebut juga KB sistem kalender atau abstinesia. Cara KB dengan sistem kalender adalah mengatur kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual pada saat wanita dalam masa subur. Masa subur berkaitan dengan terjadinya siklus menstruasi atau datang bulan. Masa subur wanita adalah kurang lebih satu minggu sebelum menstruasi dan satu minggu sesudah menstruasi.
- Jenis kontrasepsi yang kedua adalah kontrasepsi dengan alat bantu. Dengan alat bantu kontrasepsi memungkinkan sperma dan sel telur tidak dapat bertemu walaupun terjadi ejakulasi di dalam vagina saat melakukan hubungan seksual. Pemakaian alat kontrasepsi masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama golongan agamawan. Namun saat ini masyarakat telah banyak memanfaatkan alat kontrasepsi untuk membantu mengatur kelahiran anak.
C. Macam-macam alat kontrasepsi
1. IUD (Intra Uterine Device)
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, dan harus diganti apabila sudah dipakai dalam masa tertentu. Kelebihan penggunaan IUD adalah sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Sedangkan kekurangan penggunaan IUD adalah dapat menyebabkan pendarahan di luar siklus menstruasi yang dialami wanita.
Cara kerja IUD, banyak yang berpendapat bahwa cara kerja dari IUD ini adalah dengan menyulitkan bertemunya sperma dan sel telur. Namun beberapa dokter muslim menjelaskan bahwa sifat kerja IUD adalah mencegah bersemainya sel telur yang telah dibuahi di dalam Rahim (telah berbentuk zygot), sehingga dapat diartikan membunuh bayi diusia dini. Sehingga beberapa ulama berpendapat bahwa penggunaan IUD haram.
2. Kondom.
Kondom digunakan pada penis pria untuk mencegah sperma bertemu sel telur ketika terjadi ejakulasi. Kondom berupa sarung karet yang terbuat dari bahan lateks. Kelebihan penggunaan kondom adalah mudah digunakan dan tidak membutuhkan bantuan medis untuk memakai. Kekurangan penggunaan kondom adalah terjadinya kebocoran cairan mani dan alergi pada pemakaian bahan-bahan kondom tertentu.
3. KB Suntik.
KB Suntik dilakukan setiap 3 bulan sekali pada seorang wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur). Kelebihan menggunakan KB Suntik adalah efektif mencegah kehamilan tanpa perlu banyak tahap yang sulit. KB Suntik juga termasuk metode kontrasepsi yang terhitung murah untuk masyarakat Indonesia. Meski demikian, suntikan KB pada uji coba hewan bisa meningkatkan terjadi resiko kanker.
4. Pil KB.
Pil KB disebut juga kontrasepsi oral. Pil KB berisi hormon yang menghambat pengeluaran sel telur. Keunggulan menggunakan Pil KB adalah bisa mengatur kehamilan sekaligus efektif mencegah kanker ovarium dan endometrium. Sedangkan kelemahan penggunaan pil KB adalah harus diminum oleh wanita secara rutin. Bila tidak diminum secara rutin dan disiplin maka kemungkinan hamil tetap terjadi.
5. Implant
Metode kontrasepsi implant (susuk) ditempatkan di bawah kulit lengan wanita dan mengeluarkan hormon yang mencegah pelepasan ovum. Metode kontrasepsi ini terbilang efektif dan tidak memerlukan kedisiplinan tinggi seperti penggunaan Pil KB. Kekurangan penggunaan implant adalah bisa menyebabkan fase menstruasi tidak teratur. Selain itu, sejumlah kasus melaporkan implant yang tertanam tidak berdiam di lengan namun bergerak ke bagian tubuh terdekat lainnya.
Kontrasepsi Implant
• Efektif 5 tahun untuk norplan, 3 tahun untuk jadena, indoplant atau implanon.
• Nyaman
• Dapat di pakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
• Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
• Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut.
• Efek samping utama berupa pendarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea.
• Aman dipakai pada masa laktasi
Jenis
• Norplant.Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm,yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel
• Lama kerjanya 5 tahun.
• Implannon.Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
• Jadena dan indoplant terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Cara Kerja
• Lendir serviks menjadi kental.
• Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
• Mengurangi tranfortasi sperma.
• Menekan Ovulasi
Efektifitas
Sangat efektif (0,2 – 1 kehamilan/100 perempuan).
Keuntungan kontrasepsi
- Daya guna tinggi
- Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
- Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
- Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
- Bebas dari pengaruh estrogen
- Tidak mengganggu kegiatan senggama
- Tidak mengganggu ASI
- Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
- Dapat di cabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Keuntungan non kontrasepsi
- Mengurangi nyeri haid
- Mengurangi jumlah darah Haid
- Mengurangi/memperbaiki anemia
- Melindungi terjadinya kanker endometrium
- Menurunkan angka kejadian kelaian jinak payu dara
- Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
- Menurunkan angka kejadian endometriosis
Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermnorea, atau meningkayna jumlah darah haid, serta amenorea.
Indikasi
- Usia reproduksi
- Telah memiliki anak atau yang belum
- Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
- Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
- Pasca persalinan dan tidak menyusui
- Pasca keguguran
- Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
- Riwayat kehamil ektopi
- Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (Sickle Cell)
- Tidak boleh menggunakan kontrazsepsi hormonal yang mengandung estrogen
- Sering lupa menggunakan pil
Kontra indikasi
- Hamil atau diduga hamil
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Benjolan/kanker payu dara atau riwayat kanker payu dara
- Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
- Miom uterus dan kanker payu dara
- Gangguan toleransi glukosa
Petunjuk bagi klien
- Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi
- Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan
- Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan, namun hindari benturan,gesekan, atau penekanan pada daerah insersi
- Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)
- Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar
- Bila ditemukan adanya tanda – tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit menetap segera kembali ke klinik
- Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 tahun bagi norplant dan 3 tahun bagi susuk imolanon, dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan
- Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 – 12 bulan pertama. Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali
- Obat – obat tuberculosis ataupun obat epilepsy dapat menurunkan efektivitas implant.
- Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payu dara. Efek – efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.
- Norplan dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk implanon dicabut setelah 3 tahun, dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.
- Bila norplan dicabut sebelum 5 tahun dan susuk implanon sebelum 3 tahun, kemungkinan hamil sangat besar dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.
- Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi dan nama klinik.
- Implant tidak melindungi klien dari IMS, termasuk AIDS. Biula passangannya memiliki risiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.
- Kembali ke klinik kesehatan apabila ditemukan
1) Amenorhea yang disertai nyeri perut bagian bawah
2) Perdarahan yang banyak dari kemaluan
3) Rasa nyeri pada lengan
4) Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah
5) Ekspulsi dari batang implant
6) Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur nmj
7) Nyeri dada hebat
8) Dugaan adanya kehamilan
6. Difragma
Diafragma atau cervical cap berguna untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi sel telur. Metode ini tidak biasa di Indonesia karena selain mahal, pemasangannya harus dengan tenaga medis dengan biaya yang mahal. Ditambah lagi angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan
7. Jeli, busa atau spons
Jeli termasuk alat kontrasepsi yang dipakai oleh wanita yang mengandung spermisida (zat yang membunuh sel sperma) sehingga sperma gagal memasuki uterus. Jeli saat ini jarang dipakai dalam metode kontrasepsi karena tidak efektif mencegah kehamilan dan menimbulkan alergi pada sebagian besar wanita yang memakai.
D. KELUARGA BERENCANA ALAMIAH (KBA)
Keluarga berencana alamiah adalah pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu atau senggama pada masa subur untuk mencapai kehamilan.
1. Syarat KBA
• Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung
• Efektif bila dipakai dengan tertib
• Tidak ada efek samping
2. Cara Kerja
Metode lendir serviks atau lebih dikenal dengan metode ovulasi billing (MOB) atau metode dua hari mukosa serviksdan metode simptomtermal adalah yang paling efektif. Cara yang kurang efektif misalnya cara kalender atau pantang berkala dan metode suhu basal.
3. Mekanisme Kerja
• Untuk kontrasepsi, senggama dihindari pada masa subur yaitu pada siklus mentruasi yaitu dimana kemungkinan terjadi konsepsi atau kehamilan
• Untuk konsepsi/mencapai kehamilan, senggama direncanakan pada masa subur dekat dengan pertengahan siklus (biasannya pada hari ke-10 samai ke-15) atau terdapat tanda0tanda kesuburan, ketika kemungkinan besar terjadi konsepsi.
4. Manfaat
• Untuk kontrasepsi, dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan, tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi, tidak ada efek samping sistemik, murah atau tanpa biaya
• Untuk non kontrasepsi, meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana, menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami dan istri, memungkinkan meningkatkan atau mengeratkan hubungan melalui peningkatan komunikasi antara suami istri atau pasangan
5. Keterbatasan
• Kefektifan tergantungan dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi
• Perlu pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling efektif secara benar
• Dibutuhkan pelatih/guru KBA (bukan tenaga medis)
• Mempunyai angka kegagalan yang cukup tinggi
• Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan
• Perlu pencatatan setiap hari
• Infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai
• Termometer basal diperlukan untuk metode tertentu
• Tidak terlindungi dari IMS termasuk virus Hepatitis B dan HIV/AIDS
6. Indikasi Pengguna KBA
• Perempuan kurus atau gemuk
• Perempuan yang merokok
• Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain
• Perempuan dengan siklus haid yang teretut ataupun tidak teratur
• Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain
• Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid
• Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat dan menilai tanda dan gejala kesuburan
7. Kontraindikasi Pengguna KBA
• Perempuan yang daris egi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu resiko tinggi
• Perempuan sebelum mendapat haid kecuali MOB
• Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur kecuali MOB
• Perempuan yang pasangannya tidak mau berpantang selama waktu tertentu dalam siklus haid
Keadaan yang memerlukan perhatian
Keadaan : Pengeluaran cairan vagina secara menetap
Anjuran : Jelaskan pada klien bahwa akan menjadi lebih sulit untuk memprediksi kesuburan dengan menggunakan lender serviks, jika klien kehendaki, bantu memilih metode lain.
Keadaan : Menyusui
Anjuran : Jelaskan kepada klien bahwa akan menjadi lebih sulit untuk memprediksi kesuburan dengan menggunakan lender serviks. Jika klien kehendaki, bantu memilih metode lain.
8. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
1. Cara kerja
Alat kelamin atau penis dikeluarkan sebelum ejakulasim sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina dan kehamilan dapat dicegah
2. Manfaat
• Efektif bila digunakan dengan benar
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Dapat digunakan sebagai pendukung metode lainnya
• Tidak ada efek samping
• Dapat digunakan setiap waktu
• Tidak membutuhkan biaya
• Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
• Memungkinkan pasangan menjadi lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
3. Keterbatasan
• Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya
• Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis
• Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual
4. Indikasi pengguna
• Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
• Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak menggunakan metode lain
• Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
• Pasangan yang memerlukan metode sementara
• Pasangan yang membutuhkan metode pendukung
• Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur
5. Kontraindikasi pengguna
• Suami dengan pengalaman ejekulasi dini
• Suami yang sulit melakukan senggama terputus
• Suami yang memiliki kelainan fisik atau psikologis
• Ibu yang mempunyai pasangan yang sulit bekerjasama
• Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
• Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus
Daftar Pustaka
Abdul Bari, 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Anna Glasier, 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Ed. 4, Jakarta EGC
Gary Cunningham, et.al, 2006. Obstetri Williams, Jakarta. EGC
EmoticonEmoticon