Konsep Manajemen Keperawatan
Defenisi
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan (Huber, 2000).
Kelly dan Heidental (2004) menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan Huston, 2010).
Swanburg (2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka. Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan. Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang perawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2000).
Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan
Menurut Kuntoro, A. (2010) Manajemen keperawatan dapat dilaksanakan secara benar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan prinsip dasar berikut.
1. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
Perencanaan meruapan hal yang utama, dan serangkaian fungsi dan aktifitas manajemen. Tahap perencanaan dan proses manajemen tidak hanya terdiri dan penentuan kebutuhan keperawatan pada berbagai kondisi klien, tetapi juga terdiri atas pembuatan tujuan, pengalokasian anggaran, identifikasi kebutuhan pegawai, dan penetapan struktur organisasi yang di inginkan. Perencanaan merupakan pemikiran/konsep-konsep tindakan yang umumnya tertulis dan merakan fungsi yang penting dalam mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan efek-efek perubahan. Selama proses perencanaan yang dapat dilakukan oleh pimpinan keperawatan adalah menganalisis dan mengkaji system, mengatur strategi organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang dan pende, mengkaji sumber daya organisasi, mengidentifikasi kemampuan yang ada, dan aktifitas spesifik dan prioritasnya. Perencanaan dalam manajemen mendorong seseorang pemimpin keperawatan untuk menganalisis aktifitas dan struktur yang dibutuhkan dalam organisasinya.
2. Manajemen keparawatan dilaksanakan melalui penggunaa waktu yang efektif
Manajer keperawatan yang mengahargai waktu akan mampu menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Keberhasilan seorang pemimpin keperawatan bergantung pada penggunaan waktunya yang efektif. Dalam keperawatan, manajemen sangat dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan keperawatan. Dalam konteks ini waktu yang tersedia secara efektif. Hal demikian dibutuhkan untuk dapat mencapai produktifitas yang tinggi dalam tatanan organisasinya
3. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keprutusan
Berbagai situasi dan permasalahan yang terjadi dalam pengolahan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat di berbagai tingkatan manajerial. Semua tingkat manajer dalam keperawatan dihadapkan pada persoalan yang berbeda sehingga dibutuhkan metode atau cara pengambilan keputusan yang berbeda pula. Jika salah dalam pengambilan keputusan akan berpengaruh terhadap proses atau jalannya aktifitas yang akan dilakukan. Proses penngambilan keputusanakan sanagt dipengaruhi oleh kemampuan komuniksi dan para manajer
4. Manjemen keperawatan harus terorganisasi
Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Terdapat empa blok struktyr organisasi, yaitu unit, departemen, top/tingkat eksklusif dan tingkat operasional. Prinsippengorganisasian mencangkup hal-hal pembagian tugas (the devision of work), koorganisasi kesatuan komando, hubungan staf dan lini, tanggung jawab dan kewenangan yang sesuai serta adanya rentang pengawasan. Dalam keperawatan, pengoganisasian dapat dilaksanakan dapat dilaksanakan dengan cara fungsional/ penugasan, alokasi pasien, perawatan grup/tim keperawatan , dan pelayanan keperawatan utama
5. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
Komunikasi merupakan bagian penting dan aktifitas manajemen. Komunikasi yang dilakukan secara efektif mampu mengurangi kesalahpahaman, dan akan memberikan persamaan pandangan arah dan pengertiandiantara pegawai dalam suatu tatanan organisasi
6. Pengendalian merupakan elemen menajemen keperawatan
Pengendalian dalam manajemen dilakukan untuk mengarahkan kegiatan manajemen sesuai denga yang direncanakan. Selain itu, pengendalian dilaksanakan agar kegiatan yang dilakukan tidak banyak terjadi kesalahan yang berakibat negative terhadap klien dan pihak yang terkait dengan manajemen. Pengandalian meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibauat, pemberian instruksi, menetapkan prinsip-prisip melalui penetapan standar, dan membandingkan penampilan dengan standar serta memperbaiki kekurangan.
Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan
Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen (Suarli dan Bahtiar, 2009).
Fungsi manajemen pertama sekali diidentifikasi oleh Henri Fayol (1925) yaitu perencaanaan, organisasi, perintah, koordinasi, dan pengendalian. Luther Gulick (1937) memperluas fungsi manajemen fayol menjadi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), personalia (staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan pembiayaan (budgeting) yang disingkat menjadi POSDCORB. Akhirnya, fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan (Marquis dan Huston, 2010).
Fungsi manajemen menurut G.R. Terry adalah planning, organizing, actuating, dan controlling, sedangkan menurut S.P. Siagian fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing, motivating, dan controlling (Suarli dan Bahtiar, 2009).
Proses Manajemen
1. Pengkajian-pengumpulan data
Pada saat ini, seorang manajer dituntut tidak hanya mengupulkan informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi ( rumah sakit/ puskesmas);tenaga keperawatan, administasi dan bagian keuangan yang akan memegaruhi fungsi oraganisasi keperawatan secara keseluruhan (nursalam.2011 ) Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses manajemen dan mencapai suatu tujuan melalui usaha orang lain. Bial ia memimpin staf, maka menejer harus bertindak secara terencana dan efektif, mampu menjalankan pekaryaan bersama dengan perawat dalam beberapa level hirarki serta bekerja berdasarkan informasi penuh dan akurat tentang apa yang perlu dan harus diselesaikan, dengan cara dan alasan apa, untuk mencapai tujuan apa, dan menggunakan sumber daya apa yang tersedia untuk melaksanaan rencana itu. Selanjutnya, manejer yang efektif harus mempertahankan tingkat efesiensi yang tinggi pada salah satu bagian dengan menggunakan ukuran pengawasan untuk mengidentifikasi masalah dengan segera, dan setelah mereka terbentuk kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu diubah atau prestasi karyawan yang dikoreksi (nursalam.2011 ).
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi riisiko, pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan, dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam proses manejemen keperawatan, bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien. (nursalam.2011 ) Data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat pada tingkat pelayanan di ruangan atau bagian sebagaimana pendekatan system yang disampikan oleh Gillies (1989) dalam buku nursalam, 2011.
2. Perencanaan
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur oragnisasi yang dapat mengoptimalkan efektivitas staf, serta menegakkan kebijaksanaan, dan prosedur operasional untuk mencapai dan misi institusi yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan
Karena manejemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan. Fungsi kepemimpinan dapat dibagi lagi dalamkomponen fungsi yang terdiri atas kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi
4. Evaluasi
Tahap akhir proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktorfaktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan. (nursalam.2011 )
Menurut Bahtiar,yanyan (2012) Untuk melaksanakan proses manajemen di perlukan :
a. Keterampilan tekhnik. Keterampilan tekhnik merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode, tekhnik, dan peralatan yang diperlukan dalam menjalankan suatu tugas tertentu. Keterampilan tekhnik bisa di peroleh dari pengalaman, pendidikan dan pelatihan
b. Keterampilan hubungan antar manusia Keterampilan hubungan antar manusia merupakan kemampuan kerja sama dengan orang lain termasuk dalam hal ini memahami masalah motivasi dan penerapan kepemimpinan.
c. Keterampilan konseptual Keterampilan konseptual merupakan kemampuan untuk memahami secara kompleks tentang organisasi yang ada. Selain itu juga berarti kemampuan untuk berfikir secara konseptual mengenai tujuan organisasi sebagai landasan untuk bertindak, bukan hanya memahami tujuan darik satu unit saja.
Dari ketiga keterampilan diatas, yang sangat penting adalah keterampilan hubungan antar manusia. Keterampilan ini paling sering digunakan dalm proses manajemen, dimana antara atasan dan bawahan saling berkomunikasi dan saling berhubungan bahkan, ada ahli yang berpendapat bahwa kemapuan hubungan antar manusia sangatlah vital, dan banyak digunakan dalam proses manajemen
EmoticonEmoticon