Tuesday, January 30, 2018

KEHAMILAN DENGAN ANEMIA

kehamilan dengan anemia



1. Definisi
Anemia dalam kehamilan adalah Kondisi ibu dengan kadar Haemoglobin < 11 gr% pada trimester I dan II kehamilan atau kadar haemoglobin < 10 gr % Pada trimester ke III. nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena adanya proses hemodelusi.
Wanita hamil harus selalu dalam keadaan sehat dan bugar serta memiliki kemampuan yang baik untuk mengangkut oksigen agar tubuhnya dapat memasok kebutuhan janin akan oksigen. Anemia selama kehamilan menyebabkan ibu hamil tidak begitu mampu untuk menghadapi kehilangan darah dan membuatmya lebih rentan terhadap infeksi. Jika anemianya berat, kegagalan jantung cenderung akan terjadi. Anemia juga dapat menimbulkan hipoksia fetal dan persalinan premature. 
Kemungkinan anemia harus diperiksa, jika kadar hemoglobin menurun sampai 11g % (75%) atau kurang. Anemia tidak selalu terlihat dari tanda-tanda eksternal; gejala yang terjadi biasanya samara-samar (keluhab tidak enak badan, pusing, berdebar-debar dll.) karena alas an inilah, pengukuran kadar hemoglobin harus dilakukan pada kunjungan pertama ke klinik antenatal dan pengukuran berikutnya dikerjakan apabila terdapat indikasi. Pada kebanyakan kasus, pemberian nutrisi yang memadai dan terapi profilaksis dengan tablet zat besi membawa hasil yang memuaskan dalam mengatasi anemia fisiologis (hemodilusi) pada kehamilan.

2. Kalsifikasi anemia dalam kehamilan 
• Anemia ringan : 9-10 gr %
• Anemia sedang : 7-8 gr %
• Anemia berat : < 7 gr %
Dimana Hb 11 gr % dikatakan normal untuk ibu hamil
Namun demikian, anemia yang sudah ada sebelumnya merupakan permaslahan yang memerlukan intervensi secara aktif. Ada tiga penyebab keadaan ini :
a. Defisiensi Besi
Bentuk anemia ini bisa disebabkan oleh asupan zat besi dari makanan yang tidak memadai, absorpsi yang jelek, hiperemesis, kehilangan darah haid yang banyak, kehamilan yang sering dan berkali-kali bahkan kehilangan darah yang sedikit-sedikit tapi terus menerus (misalnya, pada hemoroid) dapat menjadi penyebab anemia tersebut. 
Anemia defisiensi besi diobati dengan pemberian zat besi dan pengaturan diet. Jika tidak terlihat respons yang cepat terhadap terapi zat besi atau bila kadar hemoglobinnya kurang dari 8 g% (55%), transfusi dengan packed cells dapat diberikan.
b. Defisiensi Asam Folat
Asam folat diperlukan untuk pertumbuhan jaringan dan produksi sel-sel darah merah. Kebutuhan wanita hamil akan asam folat mengalami peningkatan sebanyak lima kali lipat daripada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Diet yang kaya akan sayuran hijau dan protein hewani biasanya sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat itu. 
Sebagian besar wanita hamil yang beresiko adalah para wanita yang memiliki riwayat perdarahan antepartum atau retardasi pertumbuhaan pada bayinya, wanita – wanita deangan kondisi sosioekonomi yang buruk, wanita dengan kehamilan kembar atau multigravida dengan empat atau lebih kehamilan sebelumnya.
Penanganan spesifik untuk anemia defisiensi folat adalah pembeian tablet asam folat setiap hari yang dikombinasi dengan perbaikan diet jika diperlukan. Sebagian dokter akan meresepkan asam folat setiap hari sebagai tindakan preventif bagi semua pasiennya ; sebagiab lain hanya memberikan padapasien – pasien yang beresiko.
c. Talasemia minor
Kelainan ini merupakan defek bawaan yang terjadi pada orang-orang mediterranean. Secara spesifik, talasemia minor ditemukan pada 6 % wanita yang lahir di Yunani dan pada 4 % wanita yang lahir di Italia. Pada keadaan ini terdapat sintesis hemoglobin yang abnormal sehingga menurunkan jumlah sel darah merah dan menimbulkan hemilisis dini. 
Normalnya, penyakit talasemia terjadi tanpa gejala, kecuali pada wanita dengan kadar hemoglobin yang rendah. Selama kehamilan akan terjadi penurunan lebih lanjut kadar hemoglobin dan wanita tersebut tidak mampu menanggung tambahan stres fisiologis. Sebagai contoh, infeksi yang tidak begitu berat sudah dapat memicu kegagalan jantung. 
Karena talasemia minor bukan anemia defisiensi desi, keadaan ini tidak dapat diobati dengan pemberian zat besi. Asam folat diberikan sebagai tindakan profilaksis untuk memastikan tidak adanya defisiensi asam folat yang dapat mempersulit keadaan. Wanita hamil yang menderita talasemia minor harus diamati dengan cermat selama periode antenatal sehingga infeksi serta stres jasmani lainnya dapat dicegah.
Transfusi darah akan menaikkan kadar hemoglobin, tapi tindakan ini baru dilakukan pada keadaan krisis. 

3. Faktor predisposisi
a. Status sosial ekonomi dan pendidikan rendah
b. BB yang Kurang
c. Masa remaja
d. Jarak kehamilan yang pendek (kurang dari 2 tahun dari lahir sampai kehamilan berikutnya)
e. Multi paritas
f. Multi gestasional
g. Operasi pada tahun terakhir
h. Infeksi kronis
i. Pemakaian obat-obatan
j. Merokok
k. Ras

4. Tanda dan gejala
Gejala subjektif :
a. Lelah, lemah kecenderungan untuk tidur meningkat (rasa kantuk tinggi)
b. Mata berkunang-kunang
c. Kepala terasa ringan, vertigo, syncope
d. Mood yang berubah-ubah, gelisah, bingung pelupa, hilang konsentrasi
e. Flu berat
f. Mudah memar
g. Kuku mudah patah, kasar dan mulut kering
h. Kulit kering
i. Anoreksia, mual, perut panas, pencernaan terganggu
j. Dyspagia, sakit perut, diare
k. BB menurun
Gejala Objektif :
a. TTV : TD, nadi berubah-ubah, takikardia
b. Mata : konjungtiva pucat
c. KGB : Lymphadenopati
d. Rambut : tipi, pecah-pecah, dan mudah patah
e. Mulut/lidah : kering, pecah-pecah, lidah pucat
f. Jantung : takikardi, jantung berdebar
g. Paru : dispneu
h. Kulit : purpura, ptekie
i. Anus : hemoroid

5. Komplikasi
Terjadi tergantung pada tingkat parahnya anemia yang diderita dan tinggkat kadar pengurangan oksigen dalam darah. Pada tingkat anemia menengah sampai akut dapat terjadi persalinan prematur BBLR. Komplikasi-komplikasi obstetrik yang mungkin dapat mungkin dapat berhubungan dengan anemi:
a. Kehamilan
a. Abortus
b. Hiperemesis gravidarum
c. Kelahiran dengan hipertensi
d. Kelahiran prematur

b. Janin
a. Neural defect
b. Still brith
c. BBLR
d. IQ rendah
e. Kematian neonatus

c. Persalinan
a. Inersia uteri
b. Infeksi intrapartum

d. Nifas
a. Infeksi nifas
b. Produksi asi berkurang
c. Penyembuhan luka yang lambat

6. Pengobatan
1. Trimester I
a. Berikan preparat zat besi 30 mg/harinya jika hb 9,0-10,9 gr/dl
b. Lakukan evaluasi haemoglobin jika tidak ada penambahan Hb setelah diberikan preparat zat besi, sarankan untuk melakukan evaluasi medis tambahan, jika didapatkan hasil hb normal turunkan dosis preparat zat besi mencapai 30 mg/hari.
2. Trimester II
a. Berikan preparat zat besi 30 mg/hari jika Hb 10,5 gr/dl
b. Berikan preparat zat besi 60-120 mg/hari. Jika hb 9,0-10,4 gr/dl
c. Lakukan evaluasi medis jika hb < 9,0 gr/dl. Konsentrasi turun selama trimester II tetapi kadar peritin dapat berguna dalam melakukan penilaian dengan interpretasi hasil hemoglobin.
3. Trimester III
a. Berikan preparat zat besi 30 mg/hari jika Hb 11,0 gr/dl atau lebih
b. Berikan preparat zat besi 60-120 mg/hari jika hb 9,0-10,9 gr/dl
c. Lakukan evalusi medis jika hb < 9,0 gr/dl
Transfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam kehamilan sangat jarang diberikan walaupun HB nya kurang dari 6 gr/ 100 ml apabila tidak terjadi perdarahan yang lebih dari biasa walaupun tidak terjadi perdarahan yang lebih dari biasa walaupun tidak lebih dari 100 ml.
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dekstran sebanyak 1000mg (20ml) intravena atau 2x10 im/ml pada gleteus dapat eningkatkan hb relatif lebih cepat yaitu 2 gr%. Pemberian parenteral ini digunakan jika mempunyai indikasi toleransi besi pada trakrus gastrointestinal, anemia yang berat dan kepatihan yang buruk. Efek samping utama yaitu reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tidak ada reaksi dapat diberikan seluruh dosis.
Efek samping dari pemberian preparat zat besi adalah gangguan gastrointestinal seperti mual dan feses warna hitam.

7. Pencagahan
1. Memberikan preparat zat besi 30 mg/hari pada ibu hamil trimester II. Dosis biasanya tersedia secara terpisah dan terkandung dalam vitamin prenatal
2. Untuk mengurangi resiko neural tube defect dianjurkan pada setiap wanita yang merencanakan kehamilan untuk mengkonsumsi multivitamin yang mengandung asam folik dengan dosis 0,4-0,8 mg dimulai dari 1 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut sampai trimester 1
3. Melakukan pemeriksaan lab ( Hb, tinja) sebelun hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon