Saturday, September 15, 2018

KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN DAN KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

konsep-manajemen-keperawatan-dan-konsep-manajemen-asuhan-keperawatan


A. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain (Hersey and Blancchard, dalam buku Suchri Suarli dan Yanyan Bahtiar, 2007).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatatan diorganisasi. Didalam manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (Planing, organizing, actuating, controlling) terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey, 1999 dalam Nursalam, 2012).
Manajemen keperawatan adalah perencanaan. Perencanaan adalah yang utama untuk seluruh aktivitas yang lain atau fungsi-fungsi dari manajemen. Perencanaan adalah suatu pemikiran atau konsep nyata yang sering dilaksanakan dalam penulisan, meskipun banyak orang dalam perawatan menggunakan perencanaan secara informal, tanggung jawab dari perencanaan tidak dituliskan, kemungkinan tidak dilaksanakan (Swansburg, 2000).
Manajemen keperawatan diartikan secara singkat sebagi proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien / keluarga / masyarakat (Suyanto, 2008).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat (Gillies, 1986 dalam Nursalam, 2012).

2. Prinsip Manajemen Keperawatan
Menurut Nursalam 2012, Ada beberapa hal yang terkait dengan prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan yaitu antara lain :
a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat-perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja bersama-sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktis klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Manajer keperawatan mengelola kegiatan keperawatan meliputi :
a. Menetapkan penggunaan proses keperawatan.
b. Mengetahui intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan diagnosa.
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat.
d. Menerima akuntabilitas hasil kegiatan keperawatan.
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup dari tugas dan peran seorang menejerial keperawatan terdiri dari:
a. Manajemen Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu :
1) Manajemen Puncak.
2) Manajemen Menengah.
3) Manajemen Bawah.
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah :
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan.
2) Ketrampilan kepemimpinan.
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin.
4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen.

b. Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Rencana Asuhan Keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi (Nursalam, 2012).

4. Tujuan Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan yang  umumnya ditetapkan oleh bidang keperawatan meliputi:
a. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit.
b. Meningkatkan penerimaan masyarakat tentang profesi keperawatan dengan mendidik perawat yang mempunyai sikap profesional dan bertanggung jawab dalam pekerjaan.
c. Meningkatkan komunikasi antar staf.
d. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan umum dalam upaya mempertahankan kenyamanan klien.
e. Meningkatkan hubungan dengan klien, keluarga, dan masyarakat.
f. Meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja staf keperawatan.
Dengan demikian setiap kegiatan keperawatan diarahkan pada pencapaian tujuan dan merupakan upaya manager keperawatan untuk selalu mengkoordinasikan, mengarahkan, mengendalikan proses pencapaian tujuan melalui interaksi, komunikasi dan integrasi pekerjaan diantara staf keperawatan yang terlibat.

5. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen- elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat didalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi menajemen secara ringkas adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Sedangkan menurut Fayol didalam Swansburg (2000) mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan manajemen adalah membuat suatu rencana untuk memberikan pandangan kedepan. Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang penting karena mengurangi risiko pembuatan keputusan yang kurang tepat atau membantu mengantisipasi jika suatu proses tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Perencanaan ialah, “suatu keputusan untuk masa yang akan datang. Artinya, apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dan harus dilakukan untuk mencapai tujan tertentu”. Secara umum, perencanaan dapat ditinjau sebagai suatu:
1) Proses: pemilihan dan pengembangan tindakan yang paling menguntungkan untuk mencapai tujuan.
2) Fungsi: pemimpin dengan kewenangannya dapat mengubah kegiatan dan tujuan yang harus dicapai organisasi.
3) Keputusan: apa yang akan dilakukan untuk waktu yang akan datang.

b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengertian pengorganisasian dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu secara statis dan dinamis. Organisasi dilihat secara statis, yaitu sebagai wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan secara dinamis, yaitu bahwa organisasi merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. (Suchri Suarli dan Yanyan Bachtiar, 2007).
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk tujuan mencapai objektif, menentukan cara untuk pengorganisasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya baik secara vertikal maupun horizontal yang bertanggungjawab untuk mencapai objektif organisasi (Swansburg, 2000).
Prinsip-prinsip pengorganisasian diantaranya sebagai berikut :
1) Organisasi (harus) mempunyai tujuan yang jelas (clearly objective).
2) Adanya skala hierarki (the scalar principle).
3) Adanya kesatuan komando atau perintah (unity of command).
4) Pelimpahan wewenang (deligation of authority).
5) Adanya pertanggung jawaban (responsibility).
6) Pembagian kerja (division of work).
7) Rentang kendali (span of control).
8) Fungsionalisasi (functionalitation).
9) Adanya pemisahan tugas (task sparation).
10) Fleksibilitas atau kelenturan (flexsibility).
11) Keseimbangan (balance).
12) Kepemimpinan (leadership).

c. Penggerak (Actuating)
Penggerakan adalah melakukan kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas, demi tercapainya tujuan bersama. Penggerakan ini, seringkali terjadi hambatan karena yang digerakan adalah manusia, yang mempunyai keinginan pribadi, sikap, dan perilaku yang khusus.
d. Pengendalian (Controling)
Merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan, kebijakasanaan, tujuan, sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. (Suchri Suarli dan Yanyan Bahtiar, 2007).
Fungsi manajemen di dalam keperawatan menurut Nursalam (2012) diantaranya adalah :
1) Menurut Gr. Terry
POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling)
2) Menurut Henry Fayol
POCCC (Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controling)
3) Menurut Luter Gulliek
POSDCORB (Planning, Organizing, Staffing, Derecting, Coordinating,  Reporting, Budgeting)
4) Menurut Koont O'Donnell
POSDC (Planning, Organizing, Staffing, Derecting, Controling)
Secara umum fungsi manajemen di dalam keperawatan menggunakan sistem POAC yaitu planning (seorang manajer hendaknya dapat menjalankan suatu perencanaan mengenai tenaga, anggaran, bahan, peralatan, metode dan pemasaran), organizing (mampu menyusun atau mengatur staf), actuating (hendaknya manajer diharapkan mampu menggerakan orang lain melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan yang dikehendaki), controling (seorang manajer hendaknya mampu mengendalikan dan mengawasi proses manajemen) (Nursalam, 2012).


6. Tahapan Manajemen
a. First line management (manajemen operasional) merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut supervisor, manajer shift, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman)
b. Middle management (manajemen tingkat menengah) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer pertama dan manajer puncak yang bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah yaitu kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
c. Top management (manajemen puncak), dikenal pula dengan istilah executive officer bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer) dan CFO (Chief Financial Officer).

7. Kerangka Konsep, Filosofi dan Misi
Manajemen keperawatan dalam memberikan arah kepada pencapaian tujuan serta menghadapi masalah – masalah manajerial dimasa mendatang perlu untuk merumuskan kerangka konsep, keyakinan dasar, filisofi dan tujuan manajemen keperawatan.
a. Kerangka Konsep
Kerangka konsep manajemen keperawatan adalah manajemen partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Kerangka konsep manajemen keperawatan ini perlu dipahami sehingga para manajer keperawatan akan dapat menatalaksanakan pekerjaannya guna menunjang praktek keperawatan. Adapun kerangka konsep manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :
1) Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya dan akan memberikan upaya yang selayaknya dia diberikan.
2) Jika diberikan informasi yang bermanfaat dan layak, individu akan membuat keputusan terbaik.
3) Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai kelompok.
4) Setiap individu memiliki karakteristik latar belakang motivasi, minat dan cara untuk mencapai tujuan.
5) Fungsi koordinasi dan pengendalian amat pening dalam pencapaian tujuan.
6) Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan dalam pembagian kewenangan dan tanggung jawab.
7) Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk membagi dan mendelegasikan kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi.
8) Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang profesional.
9) Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan dan merupakan tanggung jawab bersama untuk secara terus - menerus (Suyanto, 2008).
b. Filosofi Manajemen Keperawatan
Adalah pernyataan keyakinan tentang keperawatan dan manifestasi dari nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan bertindak (Chitty, 1997 dalam Nursalam, 2012). Manajemen keperawatan memiliki filosofi sebagai berikut :
1) Mengerjakan hari ini lebih baik dari pada hari esok.
2) Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama pimpinan keperawatan.
3) Meningkatkan mutu kinerja perawat.
4) Perawat memerlukan pendidikan berkelanjutan.
5) Proses keperawatan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai keadaan fungsi optimal.
6) Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan keperawatan yang diberikan.
7) Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang bermutu.
8) Perawat adalah advokat pasien.
9) Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga. (Suyanto, 2008)
c. Misi
Menurut Nursalam (2007) misi manajemen keperawatan adalah :
1) Menyediakan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien dalam membantu kesehatan pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit.
2) Membantu mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien dan staf keperawatan/non keperawatan.
3) Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam kegiatan profesional keperawatan.
4) Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota tim kesehatan yang ada di rumah sakit/tempat kerja.
Inti konsep dasar manajemen saat ini dan yang akan datang, adalah keseimbangan antara visi, misi dan motifasi yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. Proses keperawatan yaitu pengakuan masyarakat  atau profesi lain tentang ekstisensi profesi keperawatan, partisifasi profesi keperawatan dalam pembangunan kesehatan, dan citra profesi keperawatan.
Penjabaran visi dan misi dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit, menurut Gillies (1989) dalam Nursalam (2002) di kutip dari filosofi pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Pedleton Memorial, New Orleans, Lousiana USA adalah sebagai berikut:
a. Mengaplikasikan kerangka konsep dan acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
b. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang di berikan.
c. Menerapkan srtategi dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan yang efisien kepada semua konsumen.
d. Meningkatkan hubungan yang baik dengan semua tim kesehatan menilai kualitas pelayanan yang di berikan berdasarkan standar kriteria yang ada.
e. Mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menilai dan memberikan intervensi keperawatan kepada pasien.
f. Meningkatkan pendidikan berkelanjutan (formal maupun nonformal) bagi perawat dalam usaha meningkatkan kinerjanya.
g. Berpartisipasi secara aktif dalam upaya perubahan model asuhan keperawatan dan peningkatkan kualitas pelayanan.
h. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan melibatkan staf dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut tentang asuhan keperawatan.
i. Memberikan penghargaan kepada staf yang dianggap berprestasi.
j. Konsisten untuk selalu meningkatkan ptoduksi atau pelayanan yang terbaik.
k. Meningkatkan pandangan masyarakat yang positif tentang profesi keperawatan.

8. Proses Manajemen Keperawatan
a. Pengkajian-Pengumpulan Data
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, agumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen keperawatan, bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien (Nursalam, 2012).
Data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat pada tingkat pelayanan diruangan atau sebagian pendekatan system yang disampaikan oleh Gillies (1989) dalam Nursalam (2012).
b. Perencanaan
1) Definisi
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Siagian, 2001).
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan yaitu :
a) Menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan.
b) Menegakan tujuan.
c) Mengalokasikan anggaran belanja.
d) Memutuskan ukuran dan tipe tega keperawatan yang dibutuhkan.
e) Membuat pola struktur organisasi.
f) Menegakan kebijaksanaan.
g) Prosedur operasional untuk mencapai visi misi yang ditetapkan.
2) Tujuan perencanaan menurut Douglas
a) Hal tersebut menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan.
b) Hal tersebut bermakna pada pekerjaan.
c) Hal tersebut memberikan penggunaan efektif dari personel dan fasilitas yang tersedia.
d) Hal tersebut efektif dalam hal biaya.
e) Hal tersebut berdasarkan masa lalu dan akan datang, sehingga membantu elemen perubahan.
f) Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.
g) Hal tersebut diperlukan untuk kontrol yang efektif.
3) Langkah – langkah perencanaan
a) Pahami dan tentukan misi, filosofi dan tujuan.
b) Kumpulkan data.
c) Analisa.
d) Buat alternatif.
e) Pilih dan usulkan alternatif.
f) Pimpinan menetapkan alternatif.
g) Susun rencana.
h) Kaji ulang.
4) Tahapan dalam perencanaan
a) Pengumpulan data
(1) Sensus pasien harian.
(2) Kapasitas tempat tidur.
(3) BOR.
(4) Rata- rata lama dirawat.
(5) Kecenderungan populasi pasien.
(6) Perkembangan teknologi.
(7) Ketenagaan.
b) Analisa lingkungan
(1) Internal : strength, weakness.
(2) Eksternal : opportunity, threats.
c) Pengorganisasian data
d) Pilih data penunjang dan penghambat
e) Pembuatan rencana

c. Pelaksanaan
Karena manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan. Fungsi kepemimpinan dapat dibagi lagi dalam komponen fungsi yang terdiri atas kepemimpinan, komunikasi dan motivasi (Nursalam, 2012).
d. Evaluasi
Tahap akhir proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan (Nursalam, 2012).

B. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
Menurut Gilles (2005) manajemen keperawatan diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga serta masyarakat. Oleh karena itu, sesuai dengan pendekatan sistem terbuka, manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu: input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk merencanakan, mengatur dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya pada pasien, diperlukan suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan tersebut (Supriyatno, Heru, 2005).

1. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Perencanaan
1) Definisi
Perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Siagian, 2001). Perencanaan merupakan proses pemilihan dan pengembangan tindakan yang paling baik dan menguntungkan, serta merupakan fungsi dasar dalam management untuk mengarahkan pada keberhasilan pencapaian tujuan, memberi arti pada pekerjaan, penggunaan sumber efektif dan efisien, menguasai situasi kritikal, mengetahui kebutuhan akan perubahan (Elly dan Nurachmah,  2000).
2) Tujuan
a). Menimbulkan keberhasilan dalam mencapai tujuan.
b). Bermakna pada pekerjaan.
c). Penggunaan efektif personel dan fasilitas.
d). Membantu koping.
e). Efektif dalam biaya.
f). Berdasarkan masa lalu dan akan datang sehingga membantu menurunkan elemen perubahan.
g). Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.
h). Diperlukan untuk kontrol efektif.
3) Jenis perencanaan
a). Perencanaan strategis
Dibuat oleh Top Manager (Ka. Bidang Keperawatan), bersifat strategis, berjangka panjang, mengatur kinerja bidang, terdapat komitmen antara atasan dan bawahan.
b). Perencanaan operasional
Dilakukan oleh top manager; merupakan kegiatan harian, mingguan, dan bulanan; berjangka pendek; berasal dari tujuan jangka panjang.
c). Perencanaan bagian
Dibuat oleh beberapa kepala ruangan dan pengawas dalam satu bagian; berjangka 5-10 tahun; tujuan untuk pemantauan dan penilaian; pelaksanaannya semua ruangan yang terlibat.
d). Perencanaan unit
Dibuat oleh kepala ruangan; tujuan untuk bidang keperawatan; dilaksanakan harian yaitu kegiatan askep,mingguan yaitu program penyuluhan, dan jangka panjang.
4) Kegunaan
a). Mengatasi masalah yang dihadapi.
b). Mempermudah pencapaian tujuan.
c). Mempermudah pembuatan kembali rencana baru.
5) Keuntungan
a). Kegiatan terarah.
b). Pengguanaan sumber daya lebih efisien dan efektif.
c). Menurunkan resiko.
d). Landasan kuat untuk pengendalian.
e). Permudah evaluasi dan perbaikan kekurangan.
6) Kendala
a). Kurang terampil pada perencana.
b). Kesulitan memahami tujuan.
c). Keraguan karena keterbatasan wewenang.
d). Kurang dukungan.
b. Pengorganisasian
1) Definisi
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1983 dalam Juniati 1995). Sedangkan menurut Szilagji (1983, dalam Juniati 1995) mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi.
Pengorganisasian merupakan pengelompokkan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan vertikal untuk mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek, maka pelayanan keperawatan harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai (Juniati, 1995).
Dari berbagai pengertian di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pengorganisasian merupakan langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai.
2) Fungsi pengorganisasian
Alat untuk memadukan (sinkronisasi) antara personil, finansial, material dan tata cara.
3) Manfaat pengorganisasian
a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
b) Hubungan organisatoris antar orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
c) Pendelegasian wewenang.
d) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.
4) Prinsip-prinsip pengorganisasian
a) Pembagian kerja.
b) Pendelegasian tugas.
c) Koordinasi.
d) Manajemen waktu.
c. Pelaksanaan
1) Definisi
Pelaksanaan merupakan suatu inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (lyer et.al, 1996).
2) Tujuan
Tujuan dari tindakan pelaksanaan adalah untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping sehingga diperlukan partisipasi dari pasien/klien.
3) Tahap-tahap tindakan perawatan
a) Persiapan, terdiri dari :
(1) Review antisipasi tindakan keperawatan, yaitu konsisten dengan rencana, prinsip ilmiah, sesuai kondisi klien, menciptakan lingkungan terapeutik dan aman, pendidikan kesehatan, sarana dan prasarana memadai.
(2) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, yaitu dengan mengidentifikasi orang yang tepat melakukan tindakan.
(3) Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul, yaitu resiko komplikasi sehingga dilakukan pencegahan.
(4) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan, yaitu waktu, tenaga, alat.
(5) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan fisik dan psikologis.
(6) Mengidentifikasi aspek hukum dan etik, yaitu hak dan kewajiban klien; hak dan kewajiban perawat/dokter; kode etik keperawatan yaitu pertanggung jawaban moral perawat dalam mengambil keputusan berdasarkan client's welfare, persetujuan, penolakan, privacy dan perawat sebagai advocat terhadap klien; hukum keperawatan yaitu memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan standar keperawatan.
b) Intervensi
(1) Independen
Independen merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk/perintah dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan independen, yaitu :
• Tindakan diagnostik: pengkajian dalam merumuskan diagnosa keperawatan.
• Tindakan terapeutik: mencegah, mengurangi, mengatasi masalah klien seperti mobilisasi.
• Tindakan edukatif: merubah perilaku melalui promosi kesehatan dan pendidikan kepada klien.
• Tindakan merujuk : kemampuan mengambil keputusan untuk melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain misal adanya TITIK rujuk ke ahli saraf.
(2) Dependen
Berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis misalnya perawatan colostomy, memberikan obat.
(3) Interdependen
Interdependen merupakan kegiatan yang memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
c) Dokumentasi
(1) Sources oriented record.
(2) Problem oriented record.
(3) Computer assisted record.
d) Evaluasi
(1) Definisi
Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Evaluasi juga merupakan bagian integral dari setiap tahap proses keperawatan.
(2) Tujuan evaluasi
(a) Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan).
(b) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan).
(c) Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan).
(3) Proses evaluasi
(a) Mengukur pencapaian tujuan klien
• Kognitif (pengetahuan) : interview (recall knowledge, komprehensif, aplikasi fakta), tulisan.
• Afektif (status emosional) : observasi langsung, feedback dari rekan.
• Psikomotor : melihat kemampuan klien dalam melakukan sesuatu.
• Perubahan fungsi tubuh dan gejala.
(b) Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
• Formatif : dilakukan secara langsung setelah tindakan dilakukan.
• Sumatif : setelah akhir tindakan keperawatan klien.
(c) Komponen evaluasi
• Menentukan kriteria standar dan pertanyaan evaluasi:
- Kriteria : outcomes/kriteria hasil
- Standar praktek
• Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru : perawat yang mengkaji dan merencanakan bertanggung jawab dalam evaluasi.
• Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar: kritikal thinking dalam menganalisa data.
• Merangkum dan membuat kesimpulan: menyimpulkan efektifitas semua tindakan yang telah dilaksanakan.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon