Friday, October 13, 2017

ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK)




Ok Genk, kali ini saya mau share tentang alat kontrasepsi bawah kulit atau AKBK, alat kontrasepsi itu ada beberapa macam, nah diantaranya yaitu kontrasepsi bawah kulit. OK langsung saja ya... 
Alat kontrasepsi bawah kulit
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
1. Definisi Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit lengan atas, alat kontrasepsi ini dimasukan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam, bentukya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. (Glaiser, 2005)
2. Macam-macam Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
Dikenal dua macam implant yaitu :
a. Non-Biodegradable implant
1) Norplant (6 kapsul) berisi hormonLevonorgestrel, daya kerja 5 tahun.
2) Norplant-2 (2 batang ) berisi hormon Levonorgestrel, daya kerja 3 tahun.
3) Satu batang, berisi hormon ST-1435, daya kerja 5 tahun.
Satu batang, berisi 3-keto desogestrel, daya kerja 2,5-4 tahun.
b. Biodegradable implant (sedang diuji coba)
1) Capronor, suatu “kapsul” polymer yang berisi Levonorgestrel.
2) Pollets, (bola/peluru), berisi Norethindrone dan sejumlah kecil kolestrol.
(Hartanto, 2004)
3. Adapun sejumlah jenis Alat Kontrasepsi bawah Kulit yang terkenal di Indonesia, yaitu :
a. Norplant
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembt berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36mg Levororgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b.  Implanon
Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena
Jadena dan Indoplant. Terdiri dari dua batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
(Saifuddin, 2006)
4. Profil alat Kontrasepsi bawah kuliat (AKBK)
a. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant dan Implanon.
b. Nyaman.
c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi.
d. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
e. Kesuburan segera kembali setelah AKBK dicabut.
f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, pedarahan bercak dan amenorea.
g. Aman dipakai  pada masa laktasi.
(Saifuddin, 2006)
5. Mekanisme kerja AKBK
a. Lendir serviks menjadi kental.
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
c. Mengurangi transportasi sperma.
d. Menekan ovulasi.
(Saifuddin, 2006)
6. Efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2 sampai 1 kehamilan per 100 perempuan). (Saifuddin, 2006)
7. keuntungan kontrasepsi
a. Daya guna tinggi.
b. Perlindumgan panjang (sampai 5 tahun).
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e. Bebas dari pengaruh estrogen.
f. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g. Tidak mengganggu asi.
h. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
 (Saifuddin, 2006)
8. Keuntungan Nonkontrasepsi
a. Mengurangi nyeri haid.
b. Mengurangi jumlah darah.
c. Haid.
d. Mengurangi atau memperbaiki Anemia.
e. Melindungi terjadinya kanker endometrium.
f. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
g. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
h. Mengurangi angka kejadian endometriosis.
(Saifuddin, 2006)
9. Keterbatasan atau kerugian AKBK
a. Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan barcak (spotting) hiperminorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
b. Timbulnya keluhan-keluhan, seperti:
c. Nyeri kepala.
d. Peningkatan / penurunan berat badan.
e. Nyeri payudara.
f. Pening / pusing kepala.
g. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
h. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
i. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular sexsual termasuk AIDS.
j. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
k. Efektifitas menurun bila menggunakan obat obat tuberculosis (rifamisin) atau obat efilepsi (fenitoin dan barbiturate).
l. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi, (1,3 per 100.000 perempuan pertahun).
(Saifuddin, 2006)
10. Indikasi Pemakain AKBK
a. Wanita yang sedang masa menyusui (setelah enam minggu masa nifas).
b. Wanita yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan akibat penggunaan pil kontrasepsi oral kombinasi  yang mengandung estrogen.
c. Wanita yang mengalami kesulitan mengingat jadwal meminum pil atau enggan melakukan manipulasi yang diperlukan pada metode sawar.
d. Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang (misalnya wanita yang usia subur nya telah berakhir, tetapi tidak menginginkan sterilisasi).
e. Wanita yang ingin mengatur jarak kehamilan.
f. Pasca keguguran.
g. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
h. Riwayat kehamilan ektopik.
i. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sicke cell).
j. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang menandung estrogen.
k. Sering lupa menggunakan pil.
(Saifuddin, 2006)
11. Kontra indikasi penggunaan AKBK
a. Hamil atau diduga hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
e. Miom uterus dan kanker payudara.
f. Gangguan toleransi glukosa.
 (Saifuddin, 2006)

nah itu tadi penjelasan mengenai alat kontrasepsi bawah kulit, mudah-mudahan bermanfaat ya genk hehe khususnya buat para calon-calon ibu, mamah muda dan calon-calon bidan heheh umumnya bermanfaat untuk kita semuua...


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon