Monday, December 11, 2017

LAPORAN PENDAHULUAN DIFTERIA

menjelaskan tentang pengertian penyakit difteri, tanda dan gejala

LATAR BELAKANG
Dewasa ini penyakit-penyakit di masyarakat sekarang banyak sekali macamnya dan tidak satu penyakit yang ditemukan tapi sangat beragam dari mulai penyakit yang ringan hingga penyakit yang berat dari yang akut hingga kronis, dalam pembahasan ini adalah penyakit difteri yang membahayakan dan umumnya di temukan pada usia anak-anak dan penyakit ini disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang kurang sehat dan gaya hidup yang tidak terkontrol, oleh sebab itu kita haus mengetahui bagaimana cara pencegahannya jangan sampai kita mengobatai tapi cegahlah penyakit itu sebelum datang. Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas, biasanya bagian tubuh yang diserang adalah tonsil, faring hingga laring yang merupakan saluran pernafasan bagian atas.

A. DEFINISI PENYAKIT DIFTERI
Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas. Penyakit ini dominan menyerang anak anak, biasanya bagian tubuh yang diserang adalah tonsil, faring hingga laring yang merupakan saluran pernafasan bagian atas. Ciri yang khusus pada difteri ialah terbentuknya lapisan yang khas selaput lendir pada saluran nafas.

B. PENYEBAB PENYAKIT DIFTERI:
Penyebab penyakit difteri adalah jenis bacteri yang diberi nama Cornyebacterium diphteriae.

C. CARA PENULARAN PENYAKIT DIFTERI:
Difteri bisa menular dengan cara kontak langsung maupun tidak langsung. Air ludah yang berterbangan saat penderita berbicara, batuk atau bersin membawa serta kuman kuman difteri. Melalui pernafasan kuman masuk ke dalam tubuh orang disekitarnya, maka terjadilah penularan penyakit difteri dari seorang penderita kepada orang orang disekitarnya.

D. GEJALA PENYAKIT DIFTERI:
1. Demam, suhu tubuh meningkat sampai 38,9 derjat Celcius,
2. Batuk dan pilek yang ringan.
3. Sakit dan pembengkakan pada tenggorokan
4. Mual, muntah , sakit kepala.
5. Adanya pembentukan selaput di tenggorokan berwarna putih ke abu abuan kotor.
6. Kaku leher

E. AKIBAT PENYAKIT DIFTERI:
Setelah melalui masa inkubasi selama 2-4 hari kuman difteri membentuk racun atau toksin yang mengakibatkan timbulnya panas dan sakit tenggorokan. Kemudian berlanjut dengan terbentuknya selaput putih di tenggorokan akan menimbulkan gagal nafas, kerusakan jantung dan saraf.
Difteri ini akan berlanjut pada kerusakan kelenjar limfe, selaput putih mata, vagina. Komplikasi lain adalah kerusakan otot jantung dan ginjal.

F. PENGOBATAN PENYAKIT DIFTERI:
Pengobatan difteri tidak bisa dilaksanakan sendiri dirumah, segeralah di rawat dirumah sakit jangan sampai terlambat. Karena difteri sangat menular penderita perlu diisolasi. Istirahat total di tempat tidur mutlak diperlukan untuk mencegah timbulnya komplikasi yang lebih parah. Fisioterapi sangat diperlukan untuk penderita yang sarafnya mengalami gangguan sehingga mengakibatkan kelumpuhan. Tindakan trakeotomi diperlukan bagi penderita yang tersumbat jalan nafasnya, dengan membuat lubang pada batang tenggorokan.

G. PENCEGAHAN PENYAKIT DIFTERI
Difteri jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Berikanlah imunisasi pada bayi umur dua bulan sebanyak tiga kali dengan selang satu bulan. Jenis imunisasi ini termasuk dalam Lima Imunisasi Dasar Lengkap. Biasanya imunisasi ini berbarengan dengan imunisasi polio, hepatitis B. Sedangkan imunisasi Difteri tergabung dalam Imunisasi D P T atau Difteri, Pertusis dan Tetanus. Untuk bayi umur sembilan bulan dilengkapi dengan imunisasi Campak (Morbili) . Segeralah imunisasi anak anda di Posyandu, Puksemas atau pelayanankesehatan lainnya.

PENATALAKSANAAN PERAWATAN
PENGKAJIAN
• Riwayat keperawatan : riwayat terkena penyakit infeksi, status immunisasi.
• Kaji tanda-tanda yang terjadi pada nasal, tonsil/faring, dan laring. 
• Lihat manifestasi klinis berdasarkan alur patofisiologi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya bersihan jalan napas b/d obstruksi pada jalan napas
2. Resiko penyebarluasan infeksi b/d organisme
3. Resiko kurangnya volume cairan b/d proses penyakit ( metabolisme meningkat, intake cairan menurun )
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang kurang.

NTERVENSI KEPERAWATAN
1. Meningkatkan jalan napas efektif
• Kaji status pernapasan, observasi irama dan bunyi pernapasan
• Atur posisi kepala dengan posisi ekstensi
• Suction jalan napas jika terdapat sumbatan
• Berikan oksigen sebelum dan sesudah dilakukan suction.
• Lakukan fisioterapi dada
• Persiapkan anak untuk dilakukan trakeostomi
• Lakukan pemeriksaan analisa gas darah
• Lakukan intubasi jika ada indikasi.

2. Resiko penyebaran infeksi
• Tempatkan anak pada ruangan khusus
• Pertahankan isolaso yang ketat di rumah sakit
• Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika melakukan kontak dengan anak
• Berikan antibiotik sesuai order

3. Kekurangan volume cairan
• Memonitor intake output secara tepat, pertahankan intake cairan dan elektrolit yang tepat
• Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi.
• Kolaborasi untuk pemberian cairan parenteral jika pemberian cairan melalui oral tidak memungkinkan.

4. Meningkatkan kebutuhan nutrisi
• Kaji ketidakmampuan anak untuk makan
• Memasang NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak
• Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral
• Menilai indikator terpenuhinya nutrisi yang adekutan.

PERENCANAAN PEMULANGAN
• Jelaskan terapi yang diberikan: dosis, efek samping
• Melakukan imunisasi jika imunisasi belum lengkap
• Menekankan pentingnya kontrol ulang sesuai jadwal
• Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon