Nutrisi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (CKD)
Gagal ginjal kronik merupakan akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999). Gagal Ginjal Kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut”. (Suyono, S., dkk, 2001).
Gagal Ginjal Kronik ini menyebabkan suatu kondisi yang permanen dan irreversible dimana ginjal berhenti untuk membuang sampah metabolik dan air yang berlebihan dari darah.
Penyebab Gagal Ginjal Kronik
Penyebab dari gagal ginjal kronik menurut Price, S.A., dkk, alih bahasa Peter, A., (1995), Ignatavicius, D., et all, (1995) adalah :
1. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) sering terjadi dan menyerang manusia tanpa memandang usia, terutama wanita. Infeksi saluran kemih umumnya dibagi dalam dua kategori besar : Infeksi saluran kemih bagian bawah (uretritis, sistitis, prostatis) dan infeksi saluran kencing bagian atas (pielonepritis akut). Sistitis kronik dan pielonepritis kronik adalah penyebab utama gagal ginjal tahap akhir pada anak-anak.
2. Penyakit Peradangan
Kematian yang diakibatkan oleh gagal ginjal umumnya disebabkan oleh glomerulonepritis kronik. Pada glomerulonepritis kronik, akan terjadi kerusakan glomerulus secara progresif yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
a. Penyakit vaskular hipertensif
Hipertensi dan gagal ginjal kronik memiliki kaitan yang erat. Hipertensi mungkin merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal, sebaliknya penyakit ginjal kronik dapat menyebabkan hipertensi atau ikut berperan pada hipertensi melalui mekanisme retensi natrium dan air, serta pengaruh vasopresor dari sistem renin-angiotensin.
b. Gangguan jaringan penyambung
Penyakit jaringan penyambung (penyakit kolagen) adalah penyakit sistemik yang manifestasinya terutama mengenai jaringan lunak tubuh, dan yang sering terserang adalah ginjal. Penyakit jaringan penyambung yang dapat menyebabkan gagal ginjal diantaranya adalah lupus eritematosus sistemik (SLE) dan sklerosis sistemik progresif (skleroderma).
c. Gangguan kongenital dan herediter
Asidosis tubulus ginjal dan penyakit polikistik ginjal merupakan penyakit herediter yang terutama mengenai tubulus ginjal. Keduanya dapat berakhir dengan gagal ginjal meskipun lebih sering dijumpai pada penyakit polikistik.
d. Penyakit metabolic
Penyakit metabolik yang dapat mengakibatkan gagal ginjal kronik antara lain diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme primer dan amiloidosis.
e. Nefropati toksik
Ginjal khususnya rentan terhadap efek toksik, obat-obatan dan bahan-bahan kimia karena alasan-alasan berikut :
1) Ginjal menerima 25 % dari curah jantung, sehingga sering dan mudah kontak dengan zat kimia dalam jumlah yang besar.
2) Interstitium yang hiperosmotik memungkinkan zat kimia dikonsentrasikan pada daerah yang relatif hipovaskular.
3) Ginjal merupakan jalur ekskresi obligatorik untuk kebanyakan obat, sehingga insufisiensi ginjal mengakibatkan penimbunan obat dan meningkatkan konsentrasi dalam cairan tubulus.
Gagal ginjal kronik dapat diakibatkan penyalahgunaan analgesi dan paparan timbal.
f. Nefropati obstruktif
Obstruksi pada saluran kemih dapat menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Adapun obstruksi saluran kemih yang dapat menyebabkan gagal ginjal diantaranya :
1) Saluran kemih bagian atas
(1) Kalkuli
(2) Neoplasma
(3) Fibrosis
(4) Retroperitoneal
2) Saluran kemih bagian bawah
(1) Hipertrofi prostat
(2) Karsinoma prostat
(3) Striktur uretra
(4) Anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra
Tanda Dan Gejala Gagal Ginjal Kronik
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996) :
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.
b. Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom (pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan), burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki), tremor, miopati (kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas.
e. Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan Gagal Ginjal Kronik dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- Peritoneal dialysis
Biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD (Continues Ambulatori Peritonial Dialysis)
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke jantung)
c) Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal
Diit Nutrisi Untuk Gagal Ginjal Kronik
a. Tujuan Diet Penyakit Ginjal Kronik
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsiginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
2) Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia).
3) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
4) Mencegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus (Almatsier, 2006).
Pada penderita GGK sering terjadi mual, muntah, anoreksia, dan gangguan lain yang menyebabkan asupan gizi tidak adekuat/ tidak mencukupi. Syarat pemberian diet pada gagal ginjal kronik adalah (Almatsier 2006) :
• Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.
• Protein rendah, yaitu 0,6 – 0,75 gr/kg BB.
• Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan total energi, diutamakan lemak tidak jenuhganda.
• Karbohidrat cukup, yaitu: kebutuhan energi total dikurangi yang berasal dari protein danlemak.
• Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, acites, oliguria, atau anuria, banyak natrium yang diberikan antara 1-3 g.
• Kalium dibatasi (60-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah > 5,5 mEq), oliguria,atau anuria.
• Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah dengan pengeluaran cairanmelalui keringat dan pernapasan (±500 ml).
• Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C, vitamin D.
• Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :
• Diet Protein Rendah I : 30 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg.
• Diet Protein Rendah II : 35 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.
• Diet Protein Rendah III : 40 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripadastandar. Untuk protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial murni.
MENU DIIT YANG DIANJURKAN
Pola konsumsi makanan merupakan gambaran mengenai jumlah jenis dan frekuensi bahan makananyang dikonsumsi seseorang sehari-hari dan merupakan ciri khas pada suatu kelompok masyarakattertentu. Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang(Harper, 1985). Sedangkan menurut Suharjo (1996), pola konsumsi pangan adalah cara seseorangatau sekelompok orang dalam memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan, dan sosial. Pengaturan diet atau makanan pada gagal ginjal sangat berpengaruh bagi penyakit ginjal.
Contoh susunan bahan makanan sehari untuk pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa
Waktu
|
Bahan makanan
|
Berat
|
URT
|
Pagi
|
Beras
|
75 gr
|
1 gelas tim
|
Telur
|
50 gr
|
1 butir
|
|
Mezena
|
20 gr
|
4 sdm
|
|
Sayuran
|
50 gr
|
¾ gelas
|
|
Gula pasir
|
20 gr
|
2 sdm
|
|
Minyak
|
10 gr
|
1 sdm
|
|
Tepung susu whole
|
10 gr
|
2 sdm
|
|
Pukul
|
Maizena
|
10 gr
|
2 sdm
|
10.00
|
Gula pasir
|
20 gr
|
2 sdm
|
Minyak
|
10 gr
|
1 sdm
|
|
Beras
|
75 gr
|
1 gelas tim
|
|
Daging
|
25 gr
|
1 potong kecil
|
|
Telur
|
25 gr
|
½ butir
|
|
Siang
|
Sayuran
|
75 gr
|
¾ gelas
|
Buah
|
100gr
|
1 potong pepaya
|
|
Minyak
|
10 gr
|
1 sdm
|
|
gula pasir
|
10 gr
|
1 sdm
|
|
Pukul 16.00
|
Maizena
|
10 gr
|
1 sdm
|
Gula pasir
|
20 gr
|
2 sdm
|
|
Minyak
|
10 gr
|
1 sdm
|
|
Sore
|
Beras
|
75 gr
|
1 gelas tim
|
Daging
|
25 gr
|
1 potong kecil
|
|
Telur
|
25 gr
|
½ butir
|
|
Sayuran
|
75 gr
|
¾ gelas
|
|
Buah
|
100 gr
|
1 potong papaya
|
|
Minyak
|
10 gr
|
1 sdm
|
|
Gula pasir
|
10 gr
|
1 sdm
|
|
Pukul 21.00
|
Tepung susu whole
|
20 gr
|
4 sdm
|
Gula pasir
|
20 gr
|
4 sdm
|
EmoticonEmoticon