Friday, November 24, 2017

PENATALAKSANAAN PADA BAYI DENGAN HIPERBILIRUBIN/KUNING DI RUMAH


penatalaksnaan hiperbilirubin atau penyakit kuning pada bayi di rumah

Penatalaksanaan perawatan pada bayi hiperbilirubin/Kuning dirumah

Sewaktu bayi  janin berada dalam rahim maka tugas membuang bilirubin dari darah janin dilakukan oleh plasenta. Hati/liver si janin tidak perlu membuang bilirubin. Ketika bayi sudah lahir, maka tugas ini langsung diambil alih oleh hati. Karena hati bayi  belum terbiasa melakukannya, maka terkadang memerlukan beberapa minggu untuk penyesuaian. Selama hati bayi  bekerja keras untuk menghilangkan bilirubin dari darahnya, jumlah bilirubin yang tersisa akan terus menumpuk di tubuhnya. Sehingga menimbulkan ikterus pada bayi.
Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. Pada sebagian neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan pada 80% bayi kurang bulan.

1. Pengertian Hiperbilirubin
Hiperblirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam daarah meningkat (Bobak, Maternity Health Care, 2002) Hyperblirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah bayi melebihi batas normal yang disertai ikterus (kuning) yang tampak pada kulit, mukosa, sclera mata, dan urine.
Jaundice atau ikterus : warna kuning pada kulit dan atau sclera mata akibat penumpukan bilirubin indirek akibat dari hasil pemecahan sel darah merah.

2. Penyebab
a. Siklus sel darah merah pada bayi lebih pendek daripada orang dewasa. Ini berarti lebih banyak bilirubin yang dilepaskan melalui organ hati bayi anda. Kadang-kadang hati bayi belum cukup matang untuk mengatasi jumlah birubin yang berlebih.
b. Hiperbilirubin terjadi ketika organ hati bayi tidak bisa menghilangkan bilirubin dari darah secara cepat. Bilirubin yang berlebih yang tidak dapat keluar dari tubuh kemudian berkumpul pada kulit bagian putih bola mata.
c. Kejadian ini umum terjadi pada bayi yang memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya, misalnya ibu memiliki rhesus positif sedangkan bayi memiliki rhesus negatif atau ibu memiliki golongan darah O sedangkan bayi memiliki golongan darah A, B, atau AB.
d. Selain dari golongan darah bayi yang lahir premature, karena kurang matangnya fungsi hati, bayi yang memiliki kelainan pada hati dan gangguan kesehatan lainnya, bayi yang mengalami infeksi juga dapat mengalami gangguan fungsi hati, bayi yang kekurangan cairan, juga bayi yang kekurangan enzym G6PD (Glukosa 6 Phospate Dehidrogenase), yaitu enzim Yang bertugas memperkuat dinding sel darah merah

3. Tanda dan Gejala
Menurut Surasmi (2003) gejala hiperbilirubinemia dikelompokkan menjadi :
a. Gejala akut : gejala yang dianggap sebagai fase pertama kernikterus pada neonatus adalah letargi, tidak mau minum dan hipotoni.
b. Gejala kronik : tangisan yang melengking (high pitch cry) meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis).
Sedangkan menurut Handoko (2003) gejalanya adalah warna kuning (ikterik) pada kulit, membrane mukosa dan bagian putih (sclera) mata terlihat saat kadar bilirubin darah mencapai sekitar 40 µmol/l.
Tanda dan gejala lainnya seperti :
- Warna tinja pucat atau seperti tanah liat
- Urin berwarna kuning atau kecoklatan
- Nafsu makan berkurang
- Reflek hisap kurang

4. Cara Penanganan Dirumah
a. Waspada dan telitilah setiap perubahan pada tubuh, tangan, kuku dan muka bayi yang baru lahir.
Kadang sering kali orang tua tidak menyadari bahwa bayinya sedang mengalami kuning. Dibeberapa kasus orang tua tidak menyadari karena memang belum sadar dan masih awam perubahan dan tanda-tanda kuning pada bayi. Yang lainya adalah disebabkan oleh tata cahaya pada ruangan yang remang dan menyebabkan tidak terlihat jelasnya kuning pada si bayi. Sebagai tindakan antisipasi mengatasi gejala kuning pada bayi, sering-sering membawa bayi ke ruang yang terang sehingga bisa terlihat perubahan warna kulit.
b. Perhatikan gerak-gerik sang bayi
bayi yang baru lahir memang menghabiskan sebagian besar waktu dengan tidur, namun tentu para orang tua bisa melihat tangis yang menandakan si bayi haus, atau mungkin popok yang basah. Jika si bayi teralu asyik tidur, tanda ini patut diwaspadai bayi yang aktif tidur tanpa ada jeda menyusui adalah gejala awal kuning, jika didiamkan kuning akan semakn menjadi. Asupan susu ASI yang rutin setiap 2 jam adalah cara ampuh untuk mengatasi kuning pada bayi baru lahir.
c. Disiplin memberikan asupan asi tanpa terkecuali
Sering kali orang tua baru, menyerah begitu si bayi mulai menghentikan minumnya karena asyik tidur, perasaan tidak tega kadang muncul. Namun perlu diketahui pemberian susu ASI mutlak diperlukan secara rutin, bayi yang kekurangan asupan asi beresiko tinggi mengalami kuning apalagi umur bayi yang belum sampai 2 minggu.
d. Jemur dimatahari pagi pukul 7-8 pagi
sinar matahari sangat bagus untuk mengatasi kuning pada bayi baru lahir, sisi positif lainnya sang bayi juga akan merasakan hangat sehingga timbul rasa haus dimana bayipun kan segera lahap untuk menyusu.
e. Untuk amannya sangat dianjurkan periksa ke dokter seminggu setelah bayi lahir dan dilakukan rutin sesuai kebutuhan

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon